Selasa, 29 Mei 2007
Haruskah kita ... patah hati ???
masihkah kau patah hati??
Bukankah masih bertabur bintang nan berkilau di sana.

Benar, masih dan akan terus bertaburan dan berkilauan cahayanya...

Lihaaaaattt!!!!
Yang itu....
Berkilau indah di sana..

Hei...
di sana juga ada...
Berkelip bagai intan permata.

Yang itu...
Awas, ia meluncur ke arahmu...

Woow....
Bintang-bintang itu berjalan, bahkan berbaris, SANGAT TERATUR! luar biasa!

Subhanallah,
bintang-bintang itu memang ada yang mengatur kawan!. dan Aturannya begitu Indah.

Biarlah Sang Pengatur bintang itu, akan memilihkan bintang yang terindah untukmu. Bintang yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.

Bukankah DIA juga yang menciptakan bintang-bintang itu. Tentu begitu mudah bagiNya, tuk mwngambilkan yang terbaik untukmu.
Percayalah kawan!!

Tetaplah ceria kawan. Aku akan terus bernyanyi untukmu. Dengan nyayian penuh semangat

Ayoo Semangaaaatttt!!!
posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?00.36   0 comments
Kamis, 24 Mei 2007
Refleksi diri...2
Biarkan langit jujur berkata
Biarkan bumi menyampaikan kenyataannya
Daun di hutan tidak perlu berteriak-teriak bahwa dia hijau
Tapi seluruh alam tahu dia itu hijau

Awan diangkasa tidak perlu berteriak-teriak bahwa dia putih
Tapi seluruh dunia tahu dia itu putih

Cukuplah menjadi hijau bagi daunCukuplah menjadi putih bagi awan
Tidak memaksakan pembenaran

Aku belajar dari daun hijau
Aku belajar dari awan putih

Lihatlah angkasa, mungkin aku elang
Lihatlah samudra, mungkin aku ikan
Lihatlah taman, mungkin aku bunga

Atau mungkin....
Kau bisa melihatku di selokan, Mungkin aku bakteri pengurai
Lihatlah aku di tong sampah, mungkin aku lalat yang membantu pembusukan

Terserah dirimu....

Biarkan bumi jujur
Biarkan langit bicara
Biarlah semua bersuara

Tidak perlu aku berteriak-teriak siapa diriku
Cukuplah aku menjadi diriku
posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?08.52   0 comments
Refleksi diri...1
Ketika aku dahaga, aku butuh air...Saat itulah ada air yang terkirim melalui hujan yang mendamaikan.. menyembuhkan kehausanku... melalui jalan cinta sesama manusia

Ketika aku lapar, aku butuh makanSaat itulah ada ranumnya apel dari kerajaan surga dikirimkan Tuhan untukku.. melalui jalan kasih diantara kita

Ketika aku terhuyung, aku butuh pegangan...Saat itulah ada ranting yang kokoh, membantuku tetap tegak... melalui uluran sayang saudaraku

Ketika aku kuat, dan bisa menjadi air, apel atau ranting penegak.... kemarilah aku disini..
Jika aku kuat, aku ingin ingin berbagi energi.. berbagi kekuatan kasih yang mendamaikan...Tapi bukan berarti aku tidak pernah lemah... itulah mengapa kita sebaiknya mentautkan tangan dan hati kita..

Kemarikan tanganmu, aku sedang mengulurkan tangan padamu
posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?08.46   0 comments
Selasa, 22 Mei 2007
Kue..dari tuhan
Seorang anak memberitahu ibunya kalau segala sesuatu tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Dia mendapatkan nilai jelek dalam raport, putus dengan pacarnya, dan sahabat terbaiknya pindah ke luar kota.

Saat itu ibunya sedang membuat kue, dan menawarkan apakah anaknya mau mencicipinya, dengan senang hati dia berkata,
"Tentu saja, I love your cake."
"Nih, cicipi mentega ini," kata Ibunya menawarkan.
"Yaiks," ujar anaknya.
"Bagaimana dgn telur mentah ?"
"You're kidding me, Mom."
"Mau coba tepung terigu atau baking soda ?"
"Mom, semua itu menjijikkan."
Lalu Ibunya menjawab, "ya, semua itu memang kelihatannya tidak enak jika dilihat satu per satu. Tapi jika dicampur jadi satu melalui satu proses yang benar, akan menjadi kue yang enak."

Tuhan bekerja dengan cara yang sama. Seringkali kita bertanya kenapa Dia membiarkan kita melalui masa-masa yang sulit dan tidak menyenangkan. Tapi Tuhan tahu jika Dia membiarkan semuanya terjadi satu per satu sesuai dgn rancanganNya, segala sesuatunya akan menjadi sempurna tepat pada waktunya.

Kita hanya perlu percaya proses ini diperlukan untuk menyempurnakan hidup kita. Tuhan teramat sangat mencintai kita. Dia mengirimkan bunga setiap musim semi, sinar matahari setiap pagi. Setiap saat kita ingin bicara, Dia akan mendengarkan. Dia ada setiap saat kita membutuhkanNya, Dia ada di setiap tempat, dan Dia memilih untuk berdiam di hati kita.
posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?01.15   0 comments
Kamis, 10 Mei 2007
Kartini, Sukarno : Pikiran Tentang Poligami dan Paradoks Hidup
Debat pro-kontra masalah poligami bukan saat ini saja mengemuka. Jauh sebelum kemerdekaan isu mengenai poligami sudah ramai dibicarakan tokoh-tokoh bangsa.

Dalam surat-suratnya, yang kemudian diterbitkan [dalam Habis Gelap Terbitlah Terang atau dalam kompilasi Surat-Surat Kartini], Kartini banyak memberikan opininya mengenai poligami. Terlahir dari seorang istri selir Bupati, dalam budaya bangsawan yang poligami merupakan sebuah kewajaran Kartini menyuarakan penolakannya terhadap poligami. Ia menyebut poligami merupakan wujud egoisme lelaki. Tentu saja apa yang dia ungkapan, untuk berbaik sangka padanya, kita juga harus memberikan perhatian terhadap kenyataan aktual negatif dari penerapan poligami di masanya sebagaimana yang dia lihat atau rasakan.

Sukarno pernah terlibat perdebatan mengenai poligami dengan H. Agus Salim sekitar 1929. M. Natsir bersama dengan A. Hasan pernah bertemu dengan Sukarno dan menyampaikan kritik terhadap partainya [baca PNI] yang suka menjelek-jelekkan agama Islam, isu poligami salah satunya [sebuah roman biografi Inggit, Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan KH, menuliskan dialog yang terjadi antara mereka berempat].

Paradoksnya, Kartini akhirnya menjadi istri ke-empat dari Bupati Jepara. Setelah pernikahannya, surat-surat Kartini tidak lagi bernada menghujat poligami.

Paradoksnya, menjelang kemerdekaan Sukarno akhirnya menikah dengan Fatmawati, [Inggit konsisten dengan sikapnya yang tidak mau dimadu sehingga dia meminta cerai]. Sampai tahun enam puluhan tercatat kurang lebih 8 orang yang tercatat pernah menjadi istri Sukarno, sampai akhir hayatnya beberapa orang masih tercatat resmi sebagai istrinya [poligami]. H. Agus Salim kawan debat Sukarno ketika itu justru bertahan dalam monogami.

Saat melakukan kritik terhadap isu-isu di atas, Kartini dan Sukarno berdiri dalam posisi memenangkan logika atau nalar terhadap permasalahan yang ada. Ketika pilihan-pilihan hidup harus ditentukan, nalar saja tidak mencukupi atau bahkan nalar semata bisa saja dikorbankan; orang bisa menyebutnya sebagai pilihan-pilihan eksistensial.

posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?08.00   0 comments
Bila Aku Jatuh Cinta....
Bila Aku Jatuh Cinta

Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !

posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?07.49   0 comments
Hakekat yang Hilang

Oleh : Amr khalid/intermedia

" Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hag) selain aku maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku" (thaha:14)berdasarkan ayat tersebut maka dapat di ketahui bahwa tujuan dari ibadah shalat adalah untuk meingat Allah Swt. Selain itu, Allah juga telah menjadikan zikir sebagai penutup semua jenis ibadah, dimana jika kita telah selesai mengerjakan suatu ibadah maka tutuplah ibadah tersebut dengan berzikir kepada Allah Swt.

" Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu ingatlah Allah di waktu berdiri, diwaktu duduk, dan di waktu berbaring, kemudian apabila kamu telah merasa aman maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang di tentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" (An-Nisa:103).

Kita sering mendengar dan membaca ayat-ayat tersebut dan kita mengetahui sebuah hakekat yang menyatakan bahwa tujuan dari berbagai macam ibadah adalah untuk mengingat Allah Swt. Akan tetapi, hakekat tersebut merupakan sebuah hakekat yang telah hilang dari hadapan kita, dimana setan selalu berusaha keras agar hakekat tersebut akan tetap hilang dari hadapan kita, sehingga kita akan selalu berada dalam kelaleian dan permainan dunia. Tetapi berkat karunia Allah, dan segala puji hanya milik-Nya, hakekat itu telah ditampakkan kepada kita maka mengapa kita tidak mau berzikir ?

" Perumpamaan seorang yang mengingat Allahnya dengan orang yang tidak mengingat Allahnya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang mati" (H.R Bukhari).

Benar, berzikir kepada Allah Swt menunjukan hidup atau tidaknya hati seseorang. Oleh karena itu barang siapa yang tidak berzikir kepada Allah maka hatinya telah mati. Jika kita diberi pilihan untuk memilih pasti kita akan memilih hati yang hidup dan bahagia, tetapi ada beberapa rahasia yang perlu kita ketahui, apakah kita saat ini telah berzikir kepada Allah ?

Dengan berpegang teguh pada jawaban tersebut, kita akan menjadi teratur. Jadikanlah zikir sebagai nasehat yang diletakakan didepan mata kita. Berzikir kita kepada Allah Swt niscaya akhlak kita akan teratur. Berzikirlah kita kepada Allah Swt niscaya ibadah kita akan menjadi teratur.

Akhirnya, marilah kita mengelilingi taman zikir, menghirup udara segar didalamnya dan menikmati bunga-bunga yang ada didalamnya. Saya memohon kepada Allah agar Dia menjadikan kita sebagai salah seorang yang ketika mendengarkan perkataan, kita akan mengikuti perkataan yang terbaik.

posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?07.42   0 comments
Selasa, 01 Mei 2007
Air Mata.....
''Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.'' (QS Al-Israa [17]: 109).

Seringkali, ketika sesuatu terjadi di luar rencana, harapan dan keinginan lewat tak tertangkap barulah manusia mengingat Dia. Sadar dirinya tak mampu berbuat apa-apa, jika Allah sudah berkehendak. Saat itu biasanya manusia menangis atau berkeinginan untuk menangis. Namun, tak lama bila ada harapan dan keinginan yang terwujud, maka tertawalah ia dan lupa lagi kepada Sang Pemberi Harapan.

Amat biasa, manusia menangis, melelehkan air matanya, ketika merasa hancur, tujuannya gagal, harapannya kabur, dan cita-citanya berantakan. Atau, apabila yang telah diupayakannya mengalami kebuntuan. Menangis adalah cara Allah menunjukkan kekuasaan dan kemahabesaran-Nya. Air mata itu mungkin saja diciptakan untuk menyadarkan manusia agar senantiasa mengingat-Nya. Titik-titik air bening dari kelopak mata itu bisa jadi adalah teguran Allah terhadap riak kenistaan yang kerap mewarnai kehidupan ini.

Seperti Allah menurunkan hujan dari gumpalan awan untuk membasahi bumi dari kekeringan hingga tumbuh sayur segar dan buah yang ranum. Seperti itulah barangkali tangis manusia akan membasahi kekeringan hati dan melelehkan kerak kegersangan agar menghadirkan kembali wajah Dia yang mengiringi setiap langkah selanjutnya.

Semestinya, tangisan meluluhkan bongkah-bongkah keangkuhan dalam dada, hingga timbul kesadaran hanya Dia yang berhak berlaku sombong. Air mata itu akan melelehkan pandangan mata dari meremehkan orang lain dan semakin menjernihkan kacamata untuk lebih bisa melihat kemahabesaran dan kekuasaan Allah. Titik-titik bening itu akan membersihkan debu-debu pengingkaran yang menyesaki kelopak mata yang menjadikan sering kali lupa bersyukur atas nikmat pemberian-Nya.

Semestinya pula, melelehkan air mata membuat hati tetap basah oleh ke-tawadlu-an, qona'ah, dan juga cinta terhadap sesama. Air mata menjadi penyadar bahwa apa pun yang kita upayakan semua tergantung pada-Nya. Tak ada yang patut disombongkan pada diri di hadapan sesama apalagi di hadapan Dia. Air mata akan mengantarkan kita pada kekhusyukan.

Bersyukurlah bila masih bisa meneteskan air mata. Namun, air mata menjadi tak ada artinya jika setelah tetes terakhir, tak ada perubahan apa pun dalam langkah kita. Tak akan ada hikmahnya, bila kesombongan masih menjadi baju utama kita. Wallahu a'lam bish-shawab.

posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?07.59   0 comments
Bekerja tanpa bekerja
Oleh : Amri Knowledge Entrepreneur
Bekerja tanpa bekerja Marilah kita dari hari ke hari menimati bekerja tanpa bekerja, yaitu kita tetap saja bekerja keras dalam menghadapi hidup dan menghidupi keluarga, namun jadilah penikmat bekerja tanpa harus bekerja.

Bagaimana caranya, bekerjalah dengan target yang sangat tinggi, namun bermain-mainlah dalam mencapai target tersebut. Bermain-main disini, bukan berarti bekerja tidak serius, namun menikmati pekerjaan dengan kegembiraan dengan penuh permainan.

Kalau temen-temen bekerja di kantor sebagai karyawan, maka mintalah izin agar bisa membawa foto keluarga, membawa boneka, atau apa saja yang bisa menyemangati kehidupan kerja dan kehidupan keluarga.

Bagi temen-temen yang bekerjanya di rumah, maka ciptakan suasana rumah penuh riang, jangan terjebak pada tempat bekerja pada ruangan tertentu. Kalau perlu, bawa laptop ke dapur, bisa sambil render data, juga menghidupan pengering mesin cuci, atau apa saja yang membuat kita semakin produktif walaupun selama duapuluh empat jam perhari tetap berada di rumah.

Bahkan, sering-seringlah menemui teman bisnis atau membangun jejaring bisnis, jangan terlalu formal, bisa di mall, bisa diperempatan jalan tertentu, bisa di toko buku atau tempat mana saja yang positif dan memungkinkan untuk membangun jejaring bisnis.

Kalau perlu, jangan terjebak meja-meja kerja, sebab itu akan menghalangi terobosan-terobosan pemikiran kita. Kalau pikiran kreatif kita terlalu banyak gangguan sekat-sekat tempat kerja misalnya meja kerja, tempat kerja, atau apa saja, nanti ide kreatif kita akan menjadi tersumbat.

Ingat, kita bukan kuda, yang kemana-mana memakai kacamata kuda, agar melihatnya lurus ke depan. Kita, adalah manusia kreatif, kanan kiri banyak peluang, maka jangan sampai peluang itu terlepas begitu saja, hanya gara-gara berkacamata kuda, yaitu tidak pernah melihat peluang alternatif.

Hidup memang harus bekerja keras yang cerdas, namun jadilah pekerja keras yang cerdas tanpa harus kehilangan kegembiraan hidup. Sebab, hidup ini indah, maka nikmati pekerjaan sebagai bagaian dari kehidupan yang indah.

Berani hadapi tantangan bekerja tanpa bekerja !!! Bagaimana pendapat sahabat ???

posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?07.56   0 comments
Antara Tukul Arwana dan Soichiro Honda
Tukul Arwana. Presenter yang terkenal dengan ungkapan, "wong ndeso kamu" adalah sosok yang sudah tidak asing di telinga kita. Bahkan, kita, mungkin, termasuk orang yang tak ketinggalan untuk mendownload, mencopy atau menonton acara “Empat Mata” yang dipandunya. Tapi, kenapa kita tidak pernah menganalisis rahasia kesuksesan Tukul hingga mampu ‘menggiring’ acara "Empat Mata" mencapai rating tertinggi dalam dunia entertaiment Indonesia? Apa rahasianya? Perhatikanlah kembali acara "Empat Mata" yang dipandunya, coba analisis dan renungkan?


Hampir semua kita akan sepakat menyatakan, bahwa acaranya ribut, terasa brutal seolah tanpa kendali, dirinya kerap menjadi objek pelecehan. Tetapi dia mampu mengatur acara agar tepat waktu dan arah sesuai mindset terinci di laptop. Stabilitas emosi dan pengetahuannya tentang masyarakat, sungguh piawai. Terlihat dari spontanitasnya dalam detik, ketika menghadapi segala situasi yang muncul tiba-tiba, betapapun sulitnya. Spontanitas dalam kebrutalannya itu yang menawan.

Jadi, sosok Tukul ini hampir mirip dengan politisi yang memiliki ‘tugas’ menarik perhatian khalayak. Cuma, Tukul memiliki jati diri dan penuh disiplin. Ia sangat menyadari dirinya, kelemahannya dijadikannya kekuatan dengan sangat disiplin. Sehingga mampu mensukseskan acara yang dipandunya. Bahkan, dengan keahlian, kedisiplinan dan kepiawainnya ‘menyodot’ pemirsa membuat pihak Trans 7 menambah hari tayangnya menjadi lima kali dalam seminggu.

Dapat dikatakan, kesuksesan Tukul dalam membawa acara Empat Mata di Stasiun Trans 7 nyaris sama dengan apa yang dilakukan tokoh-tokoh terkenal yang sering kita dengar dan baca, Soichiro Honda misalnya. Soichoro Honda adalah pendiri “Honda Corporation” dan pembuat mobil dan motor Honda. Dalam catatan sejarah orang-orang sukses, pada tahun 1983, Soichiro Honda hanyalah murid miskin yang ingin mendisain “ring piston” untuk dijual dan diproduksi oleh “Toyota Corporation”. Setelah dua tahun berusaha dan bekerja keras, akhirnya ia dapat membuat ring piston yang sesuai dengan kriteria Toyota. Ketika pihak Toyota ‘berniat’ membeli ring piston, Soichiro pun memikirkan bagaimana caranya membuat pabrik Piston. Setelah mampu mendirikan pabrik ternyata kesuksesan belum di tangan. Perang dunia kedua terus berkecamuk. Bahkan Amerika membom Jepang dan mengenai pabriknya. Setelah pabriknya hancur, Soichiro tak menyerah begitu saja. Spontan dia melihat usaha apa yang laik dilakukan saat Jepang hancur berantakan dihantam Amerika. Ternyata, Setelah perang usai, Jepang kekurangan bahan bakar. Soichiro pun tak dapat mengendalikan Mobil.

Akhirnya, Soichiro pun memiliki ide untuk memasang motor kecil di sepeda. Kemudian banyak tetangganya yang tertarik dengan ide tersebut hingga meminta sepeda mereka diubah menjadi motor. Sejak itu, ia tertarik mendirikan pabrik motor namun tidak memiliki modal. Soichiro pun menyurati 18.000 pemilik toko sepeda. Ia menyodorkan penemuan baru dan berhasil menarik simpati 5000 pemilik toko yang bersedia memberikan modal. Sepeda motor masih belum laris terjual sebab terlalu besar. Oleh karena itu, ia merampingkan dan mengubahnya menjadi “The Super Cup”. Alhasil ia pun sukses dan mendapatkan penghargaan “Emperor’s Award dari pemerintah. (Robbin: 2007)

Tukul “Belajar” Dari Soichiro


Tahukah anda bagaimana kisah hidup Tukul sebelum jadi presenter Empat Mata? Ternyata, Tukul juga manusia. Ia pernah mengalami kegagalan sebelum meraih kesuksesan. Dia hanya “wong ndeso” asal Pabelan, Semarang. Lantas apa yang membuatnya berhasil? Hanya tiga ‘rumus’ yang membuatnya bisa berhasil dan itu juga dimiliki oleh Soichiro Honda. Pertama, meyakini tidak ada namanya kegagalan dalam hidup. Harian Indopos tanggal 15 Februari 2007 memuat kisah hidup Tukul hingga mampu menjadi presenter Talkshow nomor wahid di Indonesia. Dalam harian tersebut ditulis, bahwa Tukul hanyalah rakyat biasa, miskin dan pernah bekerja menjadi tukang gali sumur pompa, MC acara kampung dan supir pribadi. Tapi, profesi ini hanya dijadikan batu loncatan, dan untuk memenuhi nafkah keluarga. Ketika gaji yang diterima tidak cukup untuk membiayai kontrakan dan biaya hidup keluarga, ia mencari kerja sampingan menjadi penyiar radio di Suara Kejayaan. Kekurangan biaya dalam memenuhi kebutuhan keluarga bukanlah kegagalan dalam ‘kamus’ Tukul, tapi dijadikan awal untuk memulai dan membuat suatu keputusan untuk tidak pernah merasa kalah dan tertekan. Dengan berbekal pengalaman sebagai juara I pelawak kampung, akhirnya tukul terpilih menjadi bintang dalam klip Joshua Air dengan Ikon diobok-obok.

Jika dilihat, keoptimisan Tukul untuk bisa sukses nyaris sama dengan apa yang pernah dirasakan Soichiro Honda. Sama-sama berasal dari keluarga miskin, sama-sama berasal dari desa, sama-sama merasakan susahnya hidup dan sama-sama memiliki komitmen mengubah diri untuk bisa menjadi manusia sukses. Kegagalan yang pernah terjadi hanya menjadi sekedar kekecewaan saja, tapi tidak menjadi bahan untuk menyatakan mundur dalam meraih kesuksesan. Jika mencoba sesuatu dan gagal, maka sesungguhnya itu sedang mempelajari sesuatu yang dapat mengubah hidup semakin lebih efektif, karena telah mendapatkan pelajaran sebelumnya. Kedua, memiliki komitmen untuk mengubah hidup. Setelah sukses menjadi bintang klip Joshua, Tukul terus berusaha untuk meraih keputusan yang telah dibuatnya, menjadi manusia sukses. Srimulat sebagai tangga selanjutnya untuk menghantarkannya menjadi pelawak dalam layar kaca. Ketika kontrak dengan Srimulat berakhir, Tukul pun berubah menjadi Host acara musik “Aduhai” dan acara “Dangdut Ria” di Indosiar. Akhirnya, dengan memiliki kemampuan melawak dan memiliki ciri khas lebih dengan mulut lebar, bibir tebal maju ke depan, serta kuping njepiping ke samping, diolahnya "kelemahan" itu, menjadi kekuatan dan ikon diri. Tepuk tangan mengasosiasikan lebar mulut, gerakan tangan menarik ke depan menyitrakan bibir berlebih, dan gerakan tangan ke samping kanan-kiri telinga. Itulah pekerjaan barunya menjadi presenter dalam acara “Empat Mata” di Trans TV dengan memperlihatkan ikon diri yang selalu menjadi objek pelecehan.

Jika dibandingkan dengan Soichiro, kemiripan Tukul dengannya dalam mengasah komitmen juga sama. Yaitu, selalu mengasah ide-ide yang dimiliki. Kemampuan yang ada terus ditingkatkan tanpa pernah mengeluhkan kekurangan yang ada. Konsentrasi dengan kelebihan yang dimiliki menjadi tangga utama untuk meraih kesuksesan. Ketiga, Meyakini apa yang dilihat, itulah yang akan diperoleh. Sebagai penonton acara “Empat Mata”, seharusnya kita ikut berfikir, kenapa Tukul bisa sukses membuat para penonton di studio tertawa ‘terbahak-bahak’ secara bersamaan? Ternyata, setiap kali memandu acara “Empat Mata”, Tukul memainkan tehnik ala politikus, yaitu ‘menggaet’ para artis-artis ternama untuk masuk partainya. Demikian halnya dengan Tukul. Ia selalu mengajak teman-teman, yang disebutnya sebagai tim sukses, untuk menonton. Sekali syuting, tak kurang dari 20 orang menemaninya. Tugas mereka memancing orang tertawa. Karena ada penonton yang ketawa, pasti penonton yang lain ikut terbawa.

Keyakinan Soichiro menawarkan idenya, mengubah sepeda menjadi sepeda motor, kepada para pemilik sepeda, juga dimiliki Tukul. Dengan kayakinan jika ada yang melihat orang-orang pada tertawa maka yang lain juga akan ikut tertawa. Inilah yang membuat pihak Trans 7 memperpanjang kontraknya dan bahkan menambah jam tayangnya menjadi lima kali dalam (senin-jumat) seminggu.

Jadi, untuk meraih kesuksesan yang dibutuhkan hanyalah pengembangan ide dan kayakinan akan kesuksesan yang akan diraih. Mantapkanlah kemampuan yang dimiliki tanpa pernah merasa minder dengan kekurangan. Selama ajal belum ‘terangkat’, selama itu jalan untuk meraih kesuksesan tetap ada. Tak ada manusia yang dilahirkan tak memiliki kesuksesan, tapi banyaknya manusia yang tak mau mengenal kemampuannya dan tak berusaha untuk memantapkannya hingga membuat dirinya menjadi susah dan menyesali hidup. Selamat mengenali kemampuan dan teruslah mengasahnya!

posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?07.52   0 comments
Beda...Orang lansia di Jepang dan di Indonesia



Apa yang dikerjakan orang-orang tua di Indonesia dan di Jepang dalam menghabiskan masa-masa tuanya ?

Berdasarkan pengamatan di Jepang, orang-orang tua yang berumur 50 tahun ke atas masih sehat, kuat, sehingga masih termasuk tenaga kerja produktif. Calon penguasa Tokyo saja, Pak Ishihara berumur 74 tahun tapi masih siap maju sebagai gubernur Tokyo tahun-tahun depan setelah sebelumnya telah berhasil membawa Tokyo menjadi kota metropolitan bergengsi di dunia.

Orang-orang tua yang saya jumpai sehari-hari di kereta, bahkan di tempat kerja saya adalah orang2 yang sama dengan saya bekerja part time. Kalau saya bekrja dengan alasan untuk biaya hidup dan sekolah, sedangkan mereka bekerja lebih karena bosan di rumah. Tidak ada kerjaan di rumah.

Selain bekerja part time, banyak juga di antara mereka yang menjadi volunteer kegiatan di lingkungannya, anggota pasukan bersih-bersih, membantu anak-anak SD menyeberang jalan, menjadi anggota patroli keliling yang bertugas mengawasi dan mengamankan anak sekolah, pergi dan pulang, atau menjadi volunteer guide bagi para foreigner, mengadakan kegiatan budaya untuk keperluan mahasiswa asing. Di Nagoya University bahkan banyak pula para kakek dan nenek yang masih bersemangat kuliah setelah mereka pensiun.

Boleh dikatakan orang tua di Jepang sangat mandiri dan enggan merepotkan anak cucunya.

Adapun di Indonesia, berdasarkan pengamatan saya terhadap kehidupan bapak dan mamak, kelihatannya kehidupan orang tua di Indonesia sangat nyaman.

Bapak dan mamak tinggal di perumahan yang banyak dihuni para pensiunan. Kegiatan mereka sehari-hari bisa dikategorikan menjadi dua yaitu kegiatan lahiriah dan kegiatan batiniah. Yang pertama dilakukan pagi-pagi, berupa jalan pagi atau subuh sama-sama, senam Tai chi, atau naik sepeda. Bapak masih suka naik sepeda ke kantornya untuk mengambil uang pensiun, padahal tergolong jauh (9 kiloan), entah karena alasan kesehatan atau pengiritan (^_^). Acara batiniah berupa sholat berjamaah, ngga tanggung-tanggung 5 kali sehari, sholat harus di masjid, kebetulan masjid dekat. Lalu ada pengajian rutin, yasinan, tahlilan yang bergilir setiap minggu. Mamak pun punya kegiatan arisan atau praktek buat kue.

Selain kegiatan jamaah seperti itu, Bapak juga memelihara lele di kolam kecil (ukurannya hanya 2m x 1m) plus mengawinkan bunga-bunga labu di pagi hari, membuang daun2 pisang yang mengering. Bapak punya koleksi pisang yang cukup banyak, saya dulu sampai pergi ke pusat tanaman pisang di Yogya dan hampir pingsan di dekat danau Sarangan untuk mengoleksi pisang-pisang. Bonggol-bonggol pisang pun kami bawa dari Sulawesi. Selain pisang, Bapak juga menanam aneka sayuran. Kalau tidak mengurusi sayuran, biasanya Bapak nongkrongi ayam-ayamnya. Mamak tentu saja lebih banyak mengurusi rumah tangga.

Kegiatan jamaah seperti yasinan, pengajian Al-Quran adalah sebuah gerakan yang sangat menarik bagi saya. Dulu saya termasuk menentang dengan alasan, yasin tidak perlu dibaca secara berjamaah dan dijadikan wajib, yang penting dirutinkan adalah membaca Al-Quran. Gara-gara mengikuti kegiatan yasinan, dulu bapak hanya membaca yasin saja dan tidak mau membaca ayat-ayat Al-Quran yang lain. Tapi sekarang beliau sudah khatam berkali-kali bahkan mungkin lebih rutin dari saya.

Ya, jika melihat kegitan yasinan dari sudut pandang yang lain, sungguh kegiatan ini sangat berguna bagi para orang2 tua. Saya belum bisa membayangkan rasanya hidup di umur2 tua, sehingga tidak bisa pula membayangkan nikmatnya berkumpul dengan teman sebaya, membaca Al-Quran bersama, bertemu, bertegur sapa, berbual-bual, tertawa dengan orang-orang yang masih saling menghargai.

Yang patut diacungi jempol adalah kecenderungan orang-orang tua di Indonesia untuk `berjalan menuju masjid`. Masjid-masjid di subuh, maghrib, isya selalu dipenuhi para orang tua. Merekalah yang memakmurkannya. Tapi menjadi pertanyaan mengapa orang muda tidak demikian ? Barangkali karena orang muda masih berpikir masih ada waktu, toh umur tua adalah fase yang pasti akan kita hadapi. Sayangnya kita lupa bahwa mungkin kita tidak akan sampai pada fase itu.

Orang tua Jepang, orang tua Indonesia pada dasarnya sama. Semuanya masih ingin aktif, masih ingin berbuat kebaikan di muka bumi, tidak ingin merepotkan orang lain, termasuk anak cucunya. Tapi sebagai anak, saya ingin direpotkan oleh mereka !

(dari sensei murni yang lagi di jepang. Ganbaremasu!)
posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?07.21   0 comments
Bila Mati.............
* Bila waktu telah memanggil
Teman sejati hanyalah amal
Bila waktu telah terhenti
Teman sejati tinggallah sepi


Ada yang terus mengintaiku, mengikuti gerak langkahku setiap saat, menungguku untuk sebuah pertemuan yang dinanti. Dia selalu mengawasiku setiap waktu. Jika aku berada di depan, maka dia pasti ada di belakangku. Jika aku berada di samping kanan, maka dia berada di samping kiriku. Jika aku di atas , dia pasti ada di bawah. Siapakah gerangan ?

Dialah ?Kematian?, ?kematian? banyak hal yang melintasi pikiranku saat aku menyebutnya. Semua pasti akan mati, semua pasti akan mengalami sekarat, dan semua yang hidup pasti akan bertemu dengannya tak dapat kusanggah. Saat menjelang kematian dalam kehidupan manusia terdahulu adalah saat yang pasti aku lalui juga.

Demi Alloh, dia pasti akan datang kepadaku. Demi Alloh dia pasti akan menegukku. Sama seperti raja-raja di istana megah itu, seperti pemimpin ? pemimpin bangsa di masa lalu. Seperti orang-orang kaya yang setiap harinya kelihatan ?bahagia? (jika mereka mati, masihkah ?bahagia??), atau mereka yang fakir yang setiap harinya bergumul dalam penderitaan, atau orang-orang miskin yang terus meratapi segala kekurangannya, atau para hamba sahaya yang tiada sekejappun orang memandangnya. Mereka semua telah merasakan kematian. Mereka semua telah bertemu dengan kematian.

Bila mati, bila manusia mati,maka sudah tak ada lagi yang bisa dibangga-banggakan. Seorang yang cerdik sekalipun, kecerdikannya tak akan bisa melarikan dirinya dari peristiwa kematian. Bila mati, maka semua strategi para ilmuan dan tokoh jenius itu pasti akan patah. Bila mati, semua kekuatan orang-orang yang berkuasa itu akan binasa. Bila mati, bangunan yang tinggi menjulang, istana-istana megah dunia, atau gedung pencakar langit yang kokoh akan runtuh seketika. Kematian juga yang telah meruntuhkan bangunan orang-orang kaya itu.

Suatu kali aku bertanya pada diriku sendiri, bila mati, bagaimana bila aku mati ? Ah ? selama ini aku memang tidak tahu kapan dia akan datang bertamu, karena dia tidak pernah membuat janji sebelumnya denganku. Namun, bagaimana kalau dia tanpa diduga tiba-riba datang kepadaku ? Menegukku, membuatku sekarat ? Bagaimana ?

Bila mati, bila aku mati, itu berarti aku harus rela ditinggal sendiri. Ibu, bapak, saudara ?saudaraku, mereka semua pergi. Sahabat-sahabat dekat yang selama ini menjadi tempat curahan hati, tetangga-tetangga yang suka mengantarkan makanannya kepadaku, mereka hanya berlalu dan pergi meninggalkanku. Apalagi hasil jerih payahku mengais rezeki hari demi hari sekepingpun tak dapat menolongku lagi. Apa yang terjadi ? Saat itu aku pasti akan sendirian, dalam gelap gulita diselimuti sepi, mencekam, mati.

Bila mati, yang ada dalam gambaranku adalah suatu peristiwa yang amat penting bagi yang hidup. Aku tidak tahu bagaimana rasanya bila nanti seolah olah ada sebuah gunung yang kokoh lagi menjulang tinggi berada di atas dadaku, menahanku, menghilangkan kesempatanku untuk menghirup udara dunia, mungkin jika bisa, itupun seakan-akan aku bernafas di sebuah lubang jarum. Bernafas di sebuah lubang jarum ? Pergulatan macam apa itu ? Atau seumpama aku sedang dipukuli dengan sebuah dahan pohon yang penuh duri lagi tajam, kemudian duri-duri itu menancap di semua urat-uratku. Lantas, lantas dahan tersebut ditarik, sehingga setiap urat dalam tubuhku juga ikut tertarik, menyisakan kepedihan dan sakit yang luar biasa. Demi Alloh, apakah nanti lebih perih dari yang sekedar aku bayangkan ?

Bila mati, bila aku mati, maka akan ada sesuatu yang menampakkan wajahnya padaku. Dialah Izroil, Sang Malaikat Maut yang akan turun dari penjuru langit untuk menjemputku. Namun, apakah nanti dia akan menampakkan rupanya dengan wajah penuh keramahan dan kehangatan ataukah sebaliknya ? Bisa jadi nanti dia datang dengan wajah garang tanpa belas kasihan. Bagaimana nanti ? Ketika dadaku menyempit, nafasku tersengal-sengal, sampai ke tenggorokan, tubuhku kaku sulit digerakkan. Saat itulah dia menunaikan tugasnya, memisahkan ruh dan jasadku. Menuntaskan episode akhir dari sebuah perjalanan hidupku di dunia ini. Itu pasti akan terjadi, nanti, bila aku mati.

Kemudian, bila mati, bila aku mati, orang-orang akan membaringkanku, memandikanku, menyolatiku, mengafani tubuhku yang kaku, menggotongku dan menimbunkanku di dalam sebuah ruang sempit, gelap, senyap dan sunyi. Detik-detik saat aku dibaringkan dalam liang kubur itulah yang akan menjadi awal babak baruku menuju fase berikutnya setelah kematian, yakni mengarungi alam kubur. Tak ada pagi, siang ataupun malam hari, karena semuanya sama jika sudah masuk ke dalam, terpendam berkalang tanah. Oh .. adakah tempat yang lebih jauh dari tempat itu ? Adakah ? Adakah tempat yang lebih sunyi ? Adakah ? Gelapkah, pasti tidak ada kegelapan yang lebih gelap dari tempat itu. Semua kelezatan yang pernah aku rasakan ketika aku hidup, mungkinkah akan berganti menjadi rasa pahit yang luar biasa ?

Siapa yang akan peduli jika aku tercekam ketakutan ? Siapa ? Gelap? gelap? Adakah cahaya? adakah ? Siapa yang akan memberikan aku cahaya untuk menerangi kegelapanku di sana ? Siapa? Tiadakah aku punya sesuatu yang berarti? Apakah amalku, amalku yang sedikit tersisa nanti akan mampu menolongku, menemani dalam kesendirianku di sana ?

Bila mati, bila aku mati, oh? aku ini memang bukan seorang ?alim yang pasti airmatanya meleleh jika membayangkan malam pertama di dalam kubur, bukan pula seorang ahli hikmah yang mengeluhkan pedihnya dijerat kematian, atau seorang penyair yang menerjemahkan tangisannya dalam bait-bait kematian penggugah keharuan. Aku hanya manusia biasa, terlalu biasa untuk mengingat kematian. Aku masih tenggelam dalam carut marut dunia yang aslinya fana ini. Terlalu sedikit waktuku untuk mengingatnya, apakah memang waktunya yang sedikit ataukah dunia ini yang membuatku sedikit untuk mengingatnya ?

Mati, bila mati, bila aku mati, saat ini aku memang belum mati. Tapi seharusnya aku tidak boleh takut mati. Karena, setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Semestinya aku harus mengingatnya setiap hari, berbenah diri, memelihara waktuku, usia kehidupanku sekarang dan melakukan persiapan yang baik untuk kedatangannya. Ah? dia memang tidak pernah membuat janji padaku sebelumnya. Namun, mungkin saja dia akan datang pada saat-saat dimana aku tidak menduga sama sekali.

Dia masih memperhatikanku?
Terus mengintaiku??
Mengawasi gerak-gerikku ??
Menungguku??
Untuk sebuah waktu yang telah ditentukan???

?Ya Alloh, Yang Maha Mematikan, perbaikilah agamaku yang merupakan penjaga urusanku, perbaikilah duniaku yang merupakan tempat hidupku, perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku. Dan jadikanlah kehidupanku sebagai penambah kebaikan bagiku serta jadikan ?KEMATIANKU? sebagai istirahatku dari segala keburukan.

?Allohumma a?inni ?ala sakarootil mauuut?..
Allohumma hawwin ?alayya sakarootil mauuut?..
Laa ilaha illalloh inna lilmauti la sakarooti?..?

Ya Alloh bantulah aku dalam menghadapi sakaratul maut
Ya Alloh, mudahkanlah sakaratul maut padaku.
Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Alloh
Sesungguhnya kematian itu memiliki saat ? saat sekarat?
posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?07.15   0 comments
Locations of visitors to this page
::Today::

QQ

::Diary::

::Tentang aku::

Assalamualaikum.perkenalkan nama saya Imam Kamarudin saleh. blog ini berisi 'kicauan' seorang mahasiswa TEP IPB yang terus berusaha untuk meningkatkan IP sebelum lulus, diBlog ini kamu bakal dapat 'gado-gado' dgn bahasa yg kadang gaul, formal, ampe rada 'kasar' yg khas mahasiswa dan anak muda tentang segala problema hidupnya, dr akademik, nilai2, cinta, pengharapan,IMPIAN, dan Kepasrahan total pd Rabb semesta alam...Allah SWT..so ENJOY my Blog!!!

::Goresan tinta::
::Arsip::
::Statistik::

::Tukeran links:



Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali

blog imam.k.s

::Didukung oleh::
::Site Feed::

:: Be Uniqe, Be Creative, Be Diffrent, Be Excelent with ISLAM (VERSI Bird)::

↑ Grab this Headline Animator

Add to Google Reader or Homepage

::LinkS::
::Hubungi aku::
::Papan Pesan::
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
"Sering terjadi pada umur yang panjang masanya, tapi sedikit manfaatnya. Ada pula umur yang pendek waktunya, tapi panjang manfaatnya." (Ibnu Athaillah, Al Hikam)