Selasa, 23 Januari 2007
Indahnya Memberi

Cinta itu indah. Karena ia bekerja dalam ruang kehidupan yang luas. Dan inti pekerjaannya adalah memberi. Memberi apa saja yang diperlukan oleh orang-orang yang kita cintai untuk tumbuh menjadi lebih baik dan berbahagia karenanya.

Para pencinta sejati hanya mengenal satu pekerjaan besar dalam hidup mereka : memberi. Terus menerus memberi. Dan selamanya begitu. Menerima? Mungkin, atau bisa juga jadi pasti! Tapi itu efek. Hanya efek. Efek dari apa yang mereka berikan. Seperti cermin kebajikan yang memantulkan kebajikan yang sama. Sebab, adalah hakikat di alam kebajikan bahwa setiap satu kebajikan yang kita lakukan selalu mengajak saudara-saudara kebajikan yang lain untuk dilakukan juga.

Itu juga yang membedakan para pecinta sejati dengan para pencinta palsu. Kalau kamu mencinta seseorang dengan tulus, ukuran ketulusan dan kesejatian cintamu adalah apa yang kamu berikan padanya untuk membuat kehidupannya menjadi lebih baik. Maka kamu adalah air. Maka kamu adalah matahari. la tumbuh dan berkembang dari siraman airmu. la besar dan berbuah dari sinar cahayamu.

Para pencinta sejati tidak suka berjanji. Tapi begitu mereka memutuskan mencinta seseorang, mereka segera membuat rencana memberi. Setelah itu mereka bekerja dalam diam dan sunyi untuk mewujudkan rencana-rencana mereka. Setiap satu rencana memberi terealisasi, setiap itu satu bibit cinta muncul bersemi dalam hati orang yang dicintai. Janji menerbitkan harapan. Tapi pemberian melahirkan kepercayaan.

Bukan hanya itu. Rencana memberi yang terus terealisasi menciptakan ketergantungan. Seperti, pohon tergantung dari siraman air dan cahaya matahari. Itu ketergantungan produktif. Ketergantungan yang menghidupkan. Di garis hakikat ini, cinta adalah cerita tentang seni menghidupkan hidup. Mereka menciptakan kehidupan bagi orang-orang hidup. Karena itu kehidupan yang mereka bangun seringkali tidak disadari oleh orang-orang yang menikmatinya. Tapi begitu sang pemberi pergi, mereka segera merasakan kehilangan yang menyayat hati. Tiba-tiba ada ruang besar yang kosong tak berpenghuni. Tiba-tiba ada kehidupan yang hilang tak berpenghuni. Tiba-tiba ada kehidupan yang hilang.

Barangkali suatu saat kamu tergoda untuk menguji dirimu sendiri. Apakah kamu seorang pencinta sejati atau pencinta palsu. Caranya sederhana. Simak dulu pesan Umar bin Khattab ini: hanya ada satu dari dua perasaan yang mungkin dirasakan oleh setiap orang pada saat pasangan hidupnya wafat : merasa bebas dari beban hidup atau merasa kehilangan tempat bergantung.

Sekarang bertanyalah pada pasangan hidup Anda tanpa dia ketahui. Jika aku mati sekarang, apakah kamu akan merasa bebas dari sebuah beban atau akan merasa kehilangan tempat bergantung? Kalau dia merasa kehilangan, maka dilangit hatinya akan ada mendung pekat yang mungkin menurunkan hujan air mata yang amat deras. Jika tidak, mungkin senyumnya merekah sambil berharap bahwa kepergianmu akan memberinya kesempatan baru untuk membangun kehidupan yang lebih baik.
posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?00.10   0 comments
Senin, 22 Januari 2007
Menyikapi Kritikan
Kritik sering kali menjadi musuh besar kita. Berapa banyak dari kita yang langsung bereaksi tidak sehat manakala kritik menerpa? Apa yang terjadi saat kita mengkritik? Bagaimana menyikapi kritik?

LUKA YANG KITA BUAT

Bayangkanlah kita menikam dada orang yang kita cintai.

Saat bilah pisau itu terbenam ke dalam dadanya, ia tersedak mencoba menghirup udara, ia mencoba meraup apa yang masih bisa digapainya. Dengan liar, wajahnya menyemburkan teror dan ketakutan. Memancarkan kesakitan yang teramat sangat pedih rasanya. Ia mulai kehilangan darah, dan ia mulai mengalami shock yang parah. Ia pun terjatuh. Sekarat dan bersimbah darah.

Mungkin ia masih beruntung, karena ada yang sempat mengantarnya ke rumah sakit dengan ambulan. Tapi sekalipun ia akan sembuh dari penderitaannya, dadanya tetap akan menyisakan goresan luka besar yang tidak sedap untuk semua mata.

SENJATA ITU ADALAH KRITIK

Tak terbayangkan bahwa Anda akan mampu melakukannya. Dan jikapun Anda tetap melakukannya, segera setelah Anda menyadari apa yang telah Anda lakukan, yakinlah; Anda tidak akan pernah mengulanginya.

Begitulah, mungkin hampir setiap hari, banyak dari kita yang terus dan lagi-lagi, menikam orang-orang yang kita cintai. Kita menggunakan pisau yang tak terlihat, pisau yang tidak membuat darah muncrat. Senjata itu adalah senjata pilihan. Dan pilihan itu adalah KRITIK. Luka yang kita buat, sama dalam dan pedih seperti luka oleh pisau dari baja.

KRITIK ADALAH MESIN PENGHANCUR

Kritik yang kita lontarkan merontokkan rasa percaya diri. Orang yang kita kritik merasa tak dicintai lagi. Mereka mulai masuk ke alam yang penuh dengan keragu-raguan. Dan sebelum luka mereka sempat sembuh kembali, Kita menikamnya lagi, dan lagi. Tepat di tempat yang sama.

KRITIK ITU MENIPU

Mengapakah kita bisa menjadi begitu sadis pada orang-orang yang kita cintai?
Kita telah tertipu, karena bilah yang di tangan dan luka yang kita buat tak pernah terlihat nyata.

Mengapakah kita bisa menjadi begitu jahat dan dengki?
Jawabnya, adalah karena rasa tak aman kita sendiri.

BAYANGKAN BILAH PISAU ITU

Bagaimanakah kita bisa memperbaiki diri?
Saat kita mulai merasa melakukan pembantaian terhadap orang lain,
dengan kata-kata yang pedas dan sengit,
dengan ungkapan yang tajam bak bilah pedang,
dengan suara dan kata yang membakar jiwa serta semangat,

Berhentilah sebentar, dan bayangkanlah senjata kita itu menjadi nyata.

Dan jika kita bisa melihat, luka seperti apa yang akan kita buat, STOP!

KRITIK DILAKUKAN DENGAN KATA

Kita sering tidak menyadarinya. Contoh: kata "tapi."

"Lihatlah Ayah, Saya dapat nilai A untuk olah raga di raport Saya."
Ayah menjawab, "Wow.. itu bagus sekali anakku, TAPI, kamu dapat C untuk matematika."

Kata "tapi" adalah tombol "cancel" atau tuts "esc" di pojok kiri atas keyboard komputer kita. Kata itu membatalkan semua puja dan puji yang telah kita lontarkan sebelumnya. Dan tidak lebih, pembicaraan di atas telah berubah jadi begini.

"Lihatlah Ayah, Saya pintar di sekolah."
"Tidak. Kamu goblok!"

HARGAI SEKECIL APA PUN

Bandingkan jika respon itu diubah lebih baik dengan menjadi begini.
"Wow.. itu bagus sekali anakku, nanti Ayah bilang sama Ibu betapa pintarnya kamu. Pertahankan ya."

Ia akan terinspirasi dan berupaya lebih keras untuk matematikanya, karena ia ingin menangguk lebih banyak puji dan puja, dari orang-orang yang dicintanya. Itu lebih baik ketimbang ia jadi merasa tak berguna karena "tapi" dari mulut Ayah atau Ibunya.

JIKA ANDA DIKRITIK

1. Jadikan kritik sebagai sarana belajar. Yaitu, INGAT RASA LUKANYA, dan berupayalah untuk tidak melakukannya pada orang lain;

2. Ingat bahwa PISAU YANG DIGUNAKAN TIDAK TERLIHAT, itulah sebab mereka tak menyadari luka yang dibuatnya. Maafkan mereka;

3. INGAT LUKA MEREKA. Saat seseorang menjadi sengit, sadis, kasar atau tidak bertenggang rasa, mereka tidak membenci Anda. Mereka mengalami derita akibat sesuatu di dalam dirinya. Jika mereka mengumpat, bukanlah Anda yang diumpat. Yang mereka tuju adalah sesuatu di dalam diri mereka, yang tak pernah ditunjukkan atau diceritakan. Mungkin itu orang lain yang telah kejam kepada mereka. Mungkin itu sesuatu yang telah mempermalukan mereka;

4. SETIAP ORANG TIDAK SAMA. Itulah berkah Tuhan. Pahami mereka sebagai manusia yang masing-masingnya tidak sama;

5. Setelah Anda menerima kritik, BERTERIMAKASIHLAH PADA MEREKA atas nasehatnya. Berjanjilah untuk mempertimbangkan apa yang mereka katakan. Dengan berterimakasih, Anda telah melucuti senjata mereka, antagonismenya, dan mengakhiri bicara dengan damai dan melegakan;

6. LUPAKAN. Orang yang mengkritik Anda mungkin tidak kompeten, penuh curiga, atau cemburu buta. Jika demikian, setelah berterimakasih kepada mereka, lupakan semuanya;

7. EVALUASI KRITIK MEREKA. Mungkin mereka tidak objektif. Tapi mungkin juga ada poin mereka yang memang benar. Gunakan pengalaman ini sebagai kesempatan untuk tumbuh. Ingat, Anda tidak sempurna. Belajarlah dari mereka kapan saja dan di mana saja. Tapi jangan, jadikan itu alasan untuk mengkritik orang lain.

Bahaya kritik bukan pada kritiknya, tapi pada karakternya yang bisa memunculkan siapa Anda sebenarnya
posted by muslim_ghuraba @ Permalink ?05.44   0 comments
Locations of visitors to this page
::Today::

QQ

::Diary::

::Tentang aku::

Assalamualaikum.perkenalkan nama saya Imam Kamarudin saleh. blog ini berisi 'kicauan' seorang mahasiswa TEP IPB yang terus berusaha untuk meningkatkan IP sebelum lulus, diBlog ini kamu bakal dapat 'gado-gado' dgn bahasa yg kadang gaul, formal, ampe rada 'kasar' yg khas mahasiswa dan anak muda tentang segala problema hidupnya, dr akademik, nilai2, cinta, pengharapan,IMPIAN, dan Kepasrahan total pd Rabb semesta alam...Allah SWT..so ENJOY my Blog!!!

::Goresan tinta::
::Arsip::
::Statistik::

::Tukeran links:



Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali

blog imam.k.s

::Didukung oleh::
::Site Feed::

:: Be Uniqe, Be Creative, Be Diffrent, Be Excelent with ISLAM (VERSI Bird)::

↑ Grab this Headline Animator

Add to Google Reader or Homepage

::LinkS::
::Hubungi aku::
::Papan Pesan::
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
"Sering terjadi pada umur yang panjang masanya, tapi sedikit manfaatnya. Ada pula umur yang pendek waktunya, tapi panjang manfaatnya." (Ibnu Athaillah, Al Hikam)