Elegi Bumi Awan menggumpal mengaduh… Awan hitam berteriak luka … Duhai, apa yang sedang terjadi di bumi ? Awan bersusah payah menyapa Bumi Halloo … ada apa ?? Serta merta bumi menoleh padanya berkata penuh luka : “ Tidakkah kau cium tanahku bau amis darah ?” “ Udaraku bau asap mesiu ?” “ Airku menghitam karena Limbah Dosa?” Huh damai hanya fatamorgana karena terlalu banyak jiwa – jiwa tersenyum mengumpat ! Terlalu banyak Otak – Otak dan sarafnya dipenuhi dengan kepicikan Terlalu sering keadilan ditukar dengan batu pualam kebiadaban Bagai transaksi dagang Awan berkata : ” Hai Bumi berhentilah berwajah kusut masai !! Berhentilah Mengeluhkan gagak hitam Dunia memang penuh dengan gagak hitam Berjalan penuh kesombongan Dan gelap oleh kejahatan ” Bumi bertanya bimbang : “ Lalu apa yang harus aku lakukan ? Sementara taring – taringnya terus menajam Berkilat – kilat penuh kesombongan? Siap mencabik akal dan masa depan “ Awan Hanya berpesan : “ Bergeraklah dari sekarang Perbaiki diri dan rapatkan barisan Sebelum hari beranjak senja dan kau temukan Generasimu jadi jasad kaku dan membusuk karena peradabaan ..!! ” |